Sebuah Cerita Sangat Pendek


Beberapa waktu lalu, saya meminta anak-anak kelas enam untuk membuat sebuah cerpen dengan tema bebas. Sengaja saya bebaskan karena kalau saya buat temanya lebih spesifik, anak-anak justru kebingungan. Tentu saja ketika memberi tugas membuat cerpen ini saya sudah siap-siap untuk memahami hasil cerpen mereka jika nantinya banyak kata-kata seperti: lalu, dan, kemudian, setelah itu dan pengulangan-pengulangan lainnya yang muncul dalam tulisan mereka. Tapi, nggak apa-apa, saya cuma pengen tahu bagaimana mereka memaksa diri untuk bisa menulis cerita pendek sesuai apa yang ada di pikiran mereka.

Setelah tiga hari berlalu, saya mulai mengecek satu per satu cerpen yang sudah mereka buat. Dan hasilnya, sepertinya mereka nggak jadi nulis cerpen tapi malah bikinnya cersapen alias cerita sangat pendek. Karena rata-rata bikinnya pada setengah halaman saja dengan spasi yang agak dilebarin. 😄

Tapi ya buat saya ini udah bagus banget. Baru kelas enam mereka udah bisa nulis cerita setengah halaman buku tulis, bahkan ada yang sampe selembar penuh dan ada satu yang sampai dua halaman penuh. Belum tentu, saya waktu kelas enam dulu bisa nulis cerita seperti mereka. Karena saya mulai aktif dan hobi nulis aja baru pas jaman kuliah di semester lima. Itu pun masih nggak ngerti kaidah penulisan yang bener kayak gimana.

Nah.. diantara 23 siswa yang udah nulis cersapen. Ada satu tulisan yang ingin saya posting di blog ini. Anak ini namanya Rafa'a, dia bikin tulisan tentang persiapan satu hari sebelum hari guru kemarin. Dari tulisan ini, saya jadi tahu kalau ternyata untuk mempersiapkan surprise di hari guru anak-anak kelas enam merelakan hari Minggunya untuk rebahan dan memilih berangkat sekolah. 


SATU HARI SEBELUM HARI GURU 

Pada hari Minggu pagi, tanggal 24 November 2024. Aku dan kawan-kawan janjian untuk mempersiapkan surprises Pak Edo. Pak Edo adalah wali kelas 6. Pukul 9 pagi aku berangkat menuju ke sekolah untuk menghias kelas, sesampainya di sana, beruntung masih ada Om Teguh yang sudah bersiap mau pergi jalan-jalan dengan keluarga. Jika kami terlambat sedikit saja mungkin kami tidak bisa masuk kelas karena tidak mendapatkan kunci.

Setelah kelas dibuka, aku dan teman-teman masuk dan langsung mengerjakan tugas masing-masihng. Aku, Syifa, Bunga, Fadhiil, dan yang lain meniup balon. Ada yang menyambung frambos, sementara Sani bertugas menulis 'Happy Teacher Day' di papan tulis. Kami bekerjasama dalam memasang balon dan kertas frambos ke dinding untuk hiasan kelas.

Pada saat memasang balon, Fadhiil yang bertugas menempel balon ke dinding dengan menggunakan double tape. Satu per satu balon dipasang dengan hati-hati. Kemudian, ada salah satu balon yang pecah dan membuat kaget seisi ruangan. Kami pun tertawa dengan riang.

Singkat cerita, setelah semuanya terpasang, waktu menunjukkan pukul 11.15. Sudah semakin siang, dan kami pun memutuskan untuk segera merapikan serta membersihkan kelas supaya terlihat bersih dan rapi. Lalu, kami pun pulang ke rumah masing-masing. 


- Rafa'a Nur Ilman

Posting Komentar

0 Komentar