Berjibaku di Jambore GTK #1


Masih nggak nyangka, kalau belakangan ini akan menjadi hari-hari yang sangat sibuk bagi saya. Mengingat di bulan-bulan sebelumnya kehidupan saya lebih banyak dihabiskan di atas kasur (baca:rebahan) sambil beraktivitas yang tidak produktif (baca:scroll-scroll hape). Tiba-tiba, dunia terasa berbeda belakangan ini.

Berawal dari saya yang sengaja banget ikutan acara Jambore GTK Jawa Tengah. Sebuah lomba yang dibikin oleh BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) dengan bermacam-macam kategori, yang intinya lomba ini tuh ada buat para guru dan tenaga kependidikan.

Saya memilih kategori GTK Inovatif SD, karena selain saya guru SD, juga karena saya punya satu aplikasi andalan, yang saya buat untuk pembelajaran berbasis blog tapi bisa dibuat dalam bentuk .apk dan bisa diinstall di smartphone android.


Meskipun syaratnya cukup bikin males, karena mesti minta tanda tangan kepala sekolah bermaterai, membuat video dengan durasi maksimal sepuluh menit dan juga membuat portofolio minimal 1.500 kata. 

Waktu yang cukup panjang itu saya gunakan untuk memikirkan konsep video seperti apa yang akan saya buat, bisa nggak nih, saya bikin video dengan isi yang menarik dan bisa menjelaskan cara kerja aplikasinya sekaligus penerapannya di pembelajaran.

Gara-gara terus kepikiran ini, setiap malam saya jadi susah tidur. Ada banyak sekali ide di kepala yang pengen segera diwujudkan ke dalam bentuk video. Tapi tentu saja, nggak akan semudah itu. Apalagi saya termasuk orang yang paling sungkan kalau mesti bantuan orang lain kecuali udah nggak ada solusi lain.

Maka saya harus berpikir, gimana caranya saya jadi kameramen, aktor, sutradara sekaligus tukang edit videonya. Semua ini saya awali dengan mencari referensi para peserta di tahun sebelumnya, saya amati video-video yang ada dan mempelajari poin-poin apa yang ditonjolkan untuk video.

Saya lanjut membuat garis besar alur videonya. Setelah itu, menyusun desain pembelajaran yang akan saya terapkan di kelas. Setelah semua selesai, saya masuk ke kelas dan mem-briefing siswa. Bahwa saya akan membuat video pembelajaran, bersikaplah natural tanpa perlu dibuat-buat apalagi pakai drama nggak penting lainnya. Misal, tiba-tiba kesurupan di tengah pelajaran. Lalu si anak teriak, ‘SEKOLAH INI TELAH DIKUTUK! KALIAN SEMUA TIDAK AKAN SELAMAT!”

Jika saya harus memilih salah satu hari paling melelahkan di tahun 2024. Maka saya akan memilih hari ketika saya membuat video bersama anak kelas enam, menjadi hari paling melelahkan. Langsung fix! valid, no debat.

Bayangkan saya harus menyiapkan media pembelajaran sebelum masuk kelas, ngeprin dokumen yang dibutuhkan, nenteng LCD, nyolok LCD, masang kamera, ngajar, pindahin kamera, lalu ngikutin siswa keluar kelas nyari materi tersembunyi, balik lagi ke kelas, muter-muter di kelas ngecek siswa belajar satu per satu, yang tentu saja sudah puluhan kali saya mindah-mindah kamera, hingga akhirnya pembelajaran benar-benar selesai.

Seandainya sebagai guru, tidak perlu jaga imej segala, mungkin setelah keluar dari kelas saya bisa langsung terkapar di depan ruang kelas dengan lega. Tapi saya harus pura-pura biasa dan ceria, guru-guru lainnya nggak ada yang tahu kalau saya sedang berjibaku membuat video dan berniat mengikuti lomba jambore GTK Jawa Tengah.

Disela-sela waktu pendaftaran yang semakin menyempit, tiba-tiba saya harus berangkat ke Semarang untuk mengikuti diklat Kumpul Konten Kreator yang diadakan BBPMP Jawa Tengah selama tiga hari.

Jadilah perasaan gelisah campur aduk menjadi satu. Selain saya harus menyelesaikan portofolio untuk syarat lomba, saya juga harus mengikuti diklat ini, yang sedihnya tuh, nggak ada satu pun orang yang saya kenal. Apalagi setelah saya menyadari fakta bahwa orang-orang yang datang kesini kebanyakan guru-guru milenial yang followers di IG atau Tiktoknya udah puluhan ribu lebih. 

Beruntung, kegiatan diklat ini selesainya cuma sampai pukul enam sore. Malam harinya, saya memilih berdiam diri di kamar untuk menyelesaikan portofolionya. Meskipun di malam keduanya saya terhasut ajakan kenalan-kenalan baru buat nonton Sumala di Transmart Semarang sampai pukul setengah sepuluh. Begitu sampai kamar, saya lanjut ngerjain portofolio lagi sampai tengah malam.

Setelah diklat selesai dan saya pulang ke Pemalang lagi. Di mana besoknya adalah hari terakhir pendaftaran dan saya baru sadar masih ada satu bagian yang kurang dalam pembuatan video di mana saya harusnya minta testimoni kepala sekolah. Tapi karena rasanya udah nggak ada waktu lagi, saya nekat ngirim video dengan durasi 9 menit lengkap dengan portofolio yang sudah berhasil saya selesaikan dengan terengah-engah.

Baru saja saya menarik nafas lega, besoknya saya dapat kabar kalau pendaftaran Jambore GTK ini diperpanjang sampai seminggu ke depan. Dan yang bikin kesel, yang udah terlanjur ngirim, nggak bisa cancel dulu buat diperbaiki biar bisa lebih matang lagi.

Hari-hari berikutnya berjalan terasa sangat lambat. Rasanya nggak sabar hari penutupan pendaftaran segera tiba. Begitu hari itu telah tiba, hari-hari berjalan terasa lebih lambat, pengen rasanya har-harinya di skip langsung ke pengumuman.

Sampai akhirnya di suatu malam, saya dapat WA dari teman satu sekolah, yang mengatakan kalau dia dapat pesan masuk dari BBGP yang katanya mau ngajak wawancara saya terkait keikutsertaan saya di Jambore GTK Jawa Tengah.


Malam itu, saya langsung nggak bisa tidur…

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Wah...keren nih Pak Guru benar-benar sibuk di akhir tahun.
    Kalau lagi sibuk begitu biasanya suka lupa makan Mas, hati-hati saja jaga kesehatan selalu.
    Sukses selalu ya Mas.

    Salam,

    BalasHapus