2023 - Buku yang 'Akhirnya' Selesai Dibaca

Separuh lebih 2023 saya melewatinya dengan jarang sekali menyentuh buku. Bahkan untuk sekedar membereskan rak buku di rumah aja malesnya kebangetan. Seringnya saya masuk ke ruang baca di rumah hanya untuk tiduran, Youtube-an lalu keluar lagi.

Ruang baca yang ada di lantai bawah aja jarang dipake buat baca, padahal di sebelahnya ada banyak buku berjejer yang lumayan banyak juga belum pada dibaca. Apalagi ruang baca di lantai atas yang kebanyakan komik sama majalah-majalah anak jadul, lebih nggak tersentuh lagi. Bahkan tepat setahun ini, di tahun 2023 saya hampir nggak baca komik sama sekali selain komik Night Patrol Teacher yang juga belum selesai saya baca, padahal cuma 9 volume.

Sadar dengan minat membaca yang sedang terjun bebas, di awal tahun 2023 saya hanya menargetkan membaca 15 buku di Goodreads. waktu itu mikirnya, ya… bisalah sebulan baca 1 buku, nanti pasti ada momen di mana selama setahun ke depan bisalah baca-baca lebih dari 1 buku yang bikin target baca 15 buku jadi tercapai.

Setengah tahun berlalu, ternyata buku yang saya baca masih nol aja. 😄😄😄

Saya bahkan udah pasrah, target membaca 15 buku di Goodreads bakal menguap gitu aja. Seperti di tahun 2022 yang nggak berhasil saya selesaikan. Kelihatannya juga emang udah nggak mungkin sih dengan sisa bulan yang tersisa, tiba-tiba saya jadi kesetanan baca banyak buku.

Sampai pada suatu hari, ketika saya lagi tiduran di ruang baca lantai bawah, di sebelah saya ada deretan novel Lupus yang awalnya hanya saya lihat sepintas. lalu saya tertarik sama salah satu buku yang judulnya Simalakama - Daripada Hujan Batu di Bus Sekolah, Mendingan Hujan Rupiah di Kantong Kita!

Saya ambil buku yang tipis banget itu, lalu saya iseng baca satu bab. Oke, menarik. 

Lalu saya coba baca bab selanjutnya, halaman demi halaman, masih menarik. Hingga akhirnya buku ini selesai saya baca dalam waktu nggak sampe sehari.

Walaupun berhasil menyelesaikan satu buku, yang jumlah halamannya tipis banget, itu tidak membuat semangat membaca buku lainnya muncul kembali. Saya masih tidak berpikir untuk berjuang kembali demi target 15 buku di Goodreads.

Selang beberapa minggu kemudian, dengan rutinitas yang sama. Saya lihat buku dari Kisah Tanah Jawa, yang belum pada sempat dibaca. Saya coba ambil satu yang judulnya Bank Gaib dan coba baca beberapa halaman. 

Motivasi membaca buku ini sampai selesai lumayan naik setelah melihat isi dari buku ini yang jarak spasi antara baris lumayan lebar hingga banyak ilustrasinya. Sepertinya, membaca buku ini tidak akan terlalu melelahkan. Maka, buku kedua pun selesai saya tuntaskan.

Minat membaca saya mulai tumbuh lagi, setelah di tahun 2023 ini belum ada keinginan untuk membeli buku satu pun. Keinginan itu muncul kembali dan masih belum jauh-jauh dari zona nyaman saya. Buku genre horror.

Demi memenuhi keinginan minat membaca yang mulai membaik, saya pun kembali membeli buku horror terbitan Gagas Media berjudul Ningsih. Setelah itu, saya mulai niat lagi buat berburu buku horor-horor dari gagas media lainnya seperti Saranjana, Kota Gaib Wentira, Parang Maya, hingga Ngunduh Jiwo. Saya juga membeli buku horror lainnya yang berjudul Jaga Mayit dan juga Di Ambang Kematian. Judul terakhir yang saya sebutkan sengaja saya beli setelah saya puas nonton filmnya di bioskop. Saya jadi penasaran pengen tahu jalan cerita versi novelnya.

Tidak seperti kebiasaan saya yang hobi menumpuk buku entah kapan bacanya. Kali ini, buku-buku yang saya beli berhasil saya tuntaskan semuanya. Ya, strategi saya memang menjauhi dulu buku yang pengen dibeli tapi entah kapan dibacanya. Kali ini, saya lebih memilih membeli buku yang bener-bener pengen dibaca.

Nggak terasa, buku-buku yang saya baca udah hampir memenuhi target 15 buku selama tahun 2023 ini. Dengan mood membaca yang sudah membaik, saya mencoba keluar dari zona nyaman dengan membaca 24 Jam Bersama Gaspar yang sebenarnya buku ini sudah saya beli sekitar setahun yang lalu (atau mungkin lebih lama lagi). Dan ternyata membaca buku di luar genre horror juga menyenangkan, saya bersyukur akhirnya ada keinginan membaca buku 24 Jam Bersama Gaspar ini karena ceritanya ternyata memang sebagus itu.

Selanjutnya, saya kembali lagi ke genre horror, bisa dibilang nggak horror-horror banget, tapi semacam thriller yang judulnya Napas Mayat. Novel ini malah udah saya beli sekitiar dua tahun yang lalu dan mengendap begitu saja di rak buku. Ternyata, membaca buku ini benar-benar perjuangan, butuh waktu berhari-hari untuk bisa menyelesaikan buku ini karena bahasanya yang terlalu muter-muter kebanyakan metafora.

Masuk bulan Desember, hanya tinggal dua buku lagi buat saya menyelesaikan reading challenge 15 buku. Tapi sepertinya minat membaca saya menukik lagi karena saya lagi betah-betahnya ngutak-atik template blog. Saya lebih betah berselancar ngeliatin template blog di berbagai website selama berjam-jam, berhari-hari.

Ngerasa sayang kalau challenge ini nggak berhasil padahal tinggal dua buku lagi, saya paksakan untuk membaca buku kisah tanah jawa yang berjudul Unit Gaib Darurat. Buku ini harusnya bisa dibaca sekali duduk atau ya, sehari-lah paling lama karena banyak ilustrasinya juga. Tapi malah molor sampe berhari-hari karena saya lebih tertarik ke template blog.

Satu buku terakhir, tadinya saya mau mencari novel yang ringan-ringan aja. Yang penting bisa menuntaskan target 15 buku. Tapi saya jadi mikir lagi, saya membaca buku feel-nya jadi beda. Saya membaca hanya untuk memenuhi reading challenge, nggak bisa membaca dengan santai menikmati bukunya tanpa peduli deadline.

Hingga akhirnya, tanpa sengaja saya bertemu (lagi) dengan Koala Kumalnya Raditya Dika. Kalau nggak males, nanti akan saya tulis di postingan tersendiri tentang ini. Saya pun memilih untuk membaca Koala Kumal, meskipun buku ini udah pernah saya baca. Tapi setidaknya ketika saya membuka kembali buku ini, dalam hati merasa saya memang bener-bener pengen membaca buku ini, bukan karena demi challenge. 

👇 Buku yang berhasil dibaca di tahun 2023 👇

Ternyata emang bener, membaca karena pengen-–membuat saya betah untuk membaca lebih lama tanpa terganggu ke hal-hal semacam buka smartphone lalu jadi lupa waktu. Koala Kumal jadi buku kelima belas di tahun 2023 yang berhasil saya tuntaskan sekaligus menyelesaikan reading challenge di Goodreads.

Tadinya saya mau berhenti dulu baca buku di hari-hari akhir bulan Desember. Saya akan melanjutkan membaca kembali di tahun 2024. Tapi nggak tahu kenapa, mood membaca saya sepertinya jadi bagus setelah membaca Koala Kumal. 

Saya pun iseng mengambil sebuah buku thriller dari rak buku berjudul Lengking Kematian, iseng lihat-lihat blurb-nya, lalu baca-baca halaman awal, saya langsung betah baca seharian. Dan buku ini berhasil saya tuntaskan pagi tadi di tanggal 31 Desember.

Ngomongin reading challenge, sebenernya kalau dipikir-pikir hal ini bagus buat memacu kita membaca buku sesuai target. Tapi sisi negatifnya menurut saya, membuat saya jadi lebih sering memilih buku bacaan yang nggak tebel-tebel banget halamannya karena mikirnya takut memakan banyak waktu. Khawatir target nggak terpenuhi, ngerasa sayang juga. walaupun ya sebenernya terpenuhi atau enggak target membacanya, itu nggak ngaruh sama kehidupan sehari-hari juga.

Lalu untuk tahun berikutnya, Insya Allah… kalau mood membaca baik, saya tetap akan menargetkan 15 buku di 2024. saya akan menyelesaikan reading challenge-nya lebih awal. Jadi setelah itu, saya bisa membaca buku-buku yang tebal tanpa itung-itungan untung ruginya.