Gue punya teman, dia laki-laki, berakhlak mulia, kerjaannya sembahyang, mengaji dan yang lebih penting dia bukan teman tapi mesra gue.
Teman gue yang satu ini termasuk ke dalam kategori cowok ganteng, sangat jauh berbeda dibandingkan dengan gue, sama-sama cowok, tapi sangat jarang dibilang ganteng, kalaupun ada itu artinya mereka fitnah. Dan kalian tahu fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, itu artinya lebih sadis ngomong gue ganteng daripada bunuh membunuh.
Dilihat dari struktur wajahnya yang enggak bikin eneg dipandang lama-lama dan juga dari segi lingkar kepalanya yang seimbang, seharusnya temen gue itu tidak perlu kesulitan mencari yang namanya cewek. Buat dijadiin pacar, buat dijadiin pelita hati, juga buat dijadiin alasan kalau pengin ngerasain galau. Tapi satu hal yang bikin gue geleng-geleng adalah sisi historis temen gue ini enggak keren sama sekali, karena dari lahir sampai usianya yang sekarang, dia belum punya pacar. Iya, jelas sekali dia belum pernah ngerasain dapet perhatian, belum pernah ngerasain diucapin 'met bobog' sama pelita hati, bahkan mungkin sekedar diingetin 'jangan lupa makan' pun belum pernah. Kalah sama gue yang gantengnya enggak seberapa.
Sebenernya bukan hal itu yang pengin gue ceritakan pada kesempatan kali ini, tapi lebih kepada sebuah persoalan, kenapa dia bisa jomblo begitu lama? Apa yang membuat cewek-cewek tidak tertarik sama dia?
Hmmm... sebut saja teman gue namanya Nasro. Teman dari kecil, teman dari balita. Iya, sama aja.. kecil sama balita. Mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA gue selalu satu sekolah sama Nasro, saat gue udah ngerasain ditolak sepuluh kali sama cewek, Nasro belum pernah ditolak karena emang Nasro enggak pernah nembak cewek sama sekali. saat itu gue berpikir kalau Nasro adalah homo, tapi dugaan gue salah karena Nasro enggak bergairah tiap deket sama gue.
Dari sekian banyak kemungkinan tentang kisah asmara Nasro yang mungkin disimpannya sendirian, atau mungkin juga hanya diungkapkannya lewat coretan-coretan di tembok. Nasro tidak pernah kelihatan dekat dengan cewek. Sampai di sini gue masih belum menemukan titik terang alasan Nasro enggak laku-laku.
Pertanyaan itu terus tersimpan selama bertahun-tahun dalam sanubari gue.
Sampai akhirnya, setelah kami menempuh kuliah di kampus pilihan masing-masing, kami berpisah cukup lama karena kesibukan masing-masing. Pada suatu sore yang cukup mendung, Nasro main ke rumah gue, kebetulan waktu itu gue memang lagi pulang ke Pemalang. Layaknya seorang kawan yang sangat lama tidak bertemu, mungkin sore ini adalah saat yang tepat untuk berbagi cerita tentang pengalaman di kampus masing-masing dengan dibumbui kebanggaan dan pamer tentang indahnya masa-masa kuliah.
Sore itu, Nasro lebih banyak mendominasi percakapan, mulai dari skripsinya yang begitu lambat, tentang temannya yang enggak mau bantuin skripsinya, tentang pertemuannya dengan teman-teman waktu SD, tentang dosen pembimbingnya yang sampai diganti tiga kali. Entah kenapa, yang terakhir tadi bukannya ikut prihatin gue malah ngakak ngedengernya. Sekitar dua jam lamanya, Nasro tak lelah bercerita, gue bener-bener jadi pendengar yang baik sore itu. Seandainya Nasro itu homo, harusnya sore itu dia udah mulai melirik gue karena gue ini tipe pendengar yang baik. Tapi ternyata tidak. Nasro tidak menunjukkan ketertarikannya pada gue. Gue sendiri enggak terlalu merasa kecewa karena gue bukanlah homo. Gue hanya khawatir, jangan-jangan para kaum homo pun enggak tertarik sama wajah gue yang kusam ini. Apalagi cewek?
Pertemuan sore itu harus berakhir saat adzan maghrib mulai terdengar syahdu. Entah kenapa, waktu terasa lama sekali bagi gue, padahal seharusnya jika gue menikmati pertemuan sore itu gue menganggap waktu begitu cepat berputar. Tapi ini enggak...
Beberapa bulan kemudian, saat skripsi gue mendekati titik akhir dan gue punya waktu yang lumayan buat refreshing di rumah. Nasro kembali main ke rumah gue, karena kuliahnya memang tidak jauh, dan dia enggak ngekos jadi bisa selalu stand by di rumah. kami saling bercerita tentang kehidupan kampus masing-masing. Mmm.. bentar, bentar, mungkin lebih tepatnya kalau Nasro yang bercerita sore itu, waktu dua jam sore itu gue habiskan hanya untuk mendengarkan cerita Nasro yang gak ada menarik-nariknya sama sekali. Karena apa? Karena ceritanya enggak ada bedanya sama apa yang diceritain waktu pertama ketemu.
Cerita tentang skripsinya yang begitu lambat, tentang temannya yang enggak mau bantuin skripsinya, tentang pertemuannya dengan teman-teman waktu SD, tentang dosen pembimbingnya yang sampai diganti tiga kali. Diulang lagi dengan gemilang di hadapan gue, meja dan kursi di ruang tamu rumah gue yang jadi saksi. Gue bener-bener jenuh banget, ditambah gue enggak dikasih kesempatan buat ngomong. Gue sadar, kalau gue mulai lelah dengan semua ini...
Percakapan sore itu pun lagi-lagi harus berakhir karena adzan maghrib. Entah kenapa, gue bahagia sekali menyambut datangnya adzan maghrib, padahal saat itu bukan bulan puasa. Mungkin itu karena sama saja artinya tiba waktunya buat Nasro untuk pulang.
Beberapa bulan kemudian, gue akhirnya wisuda... gue pun bahagia. Tak lupa gue update status ngucapin good bye sama skripsi. Yang nge-like ada tiga loh, gue makin bahagia, gak lupa gue komentarin status itu dengan ucapan, “Makasih ya, udah like.”
Setelah seminggu lebih lamanya gue menyegarkan pikiran dari penatnya masa-masa skripsi. Di suatu sore yang cerah. Gue kedatangan tamu, sesosok laki-laki yang sudah sangat gue kenal. Iya, Nasro.. datang lagi ke rumah gue.
Setelah gue kasih teh gelas buat pantes-pantes aja. Nasro mulai membuka percakapan, sebuah percakapan yang sangat tidak asing buat gue. Awalnya gue berpikir ini adalah deja vu, gue merasa pernah mengalami saat-saat seperti ini, namun seketika gue tersadar... ini bukan deja vu. Ini emang si Nasronya aja yang ceritanya masih itu-itu aja.
Cerita tentang skripsinya yang begitu lambat, tentang temannya yang enggak mau bantuin skripsinya, tentang pertemuannya dengan teman-teman waktu SD, tentang dosen pembimbingnya yang sampai diganti tiga kali. Seakan Nasro baru pertama kali menceritakan hal ini pada gue.
Sumpah... sore itu, gue resmi ilfil sama Nasro. Benar-benar perbincangan yang sangat-sangat tidak menarik. Gue enggak bisa ngebayangin seandainya gue ketemu tiap hari sama Nasro, bisa-bisa gue tergeletak pasrah dengan kondisi telinga mengeluarkan ambeyen saking jenuhnya dengan cerita yang selalu sama setiap harinya.
Memang gue punya hak buat menyela dengan mengatakan, “Sro, elo kan kemarin udah cerita masalah ini, ngapain cerita lagi?!” sayangnya, gue enggak pernah sampai hati buat mengatakan hal itu.
Nasro bercerita dengan sangat antusias sore itu, bahkan dialognya dengan dosen pun dia tirukan walaupun enggak mirip dan enggak menarik, tapi Nasro pede.
Kalian bisa menerka-nerka sendiri, gimana rasanya ketemu teman yang diomongin ituuuuu muluuu... seakan dari dulu sampai sekarang hidupnya monoton banget, enggak ada update-an kisah terbarunya di kampus, di jalanan, di rumah, di akademi fantasi.
Gue sempat mencoba mengumpulkan keberanian gue untuk mengungkapkan kejujuran yang sebenarnya, gue pengin deketin dia, gue tatap matanya, gue tepuk pundaknya sambil berkata, “Bro......”, selanjutnya biarkan mata yang berbicara karena gue enggak sampai hati buat ngomong. Tapi tetap saja, gue beneran enggak berani. Gue takut hatinya terluka.
Gue jadi ingat di salah satu ceritanya, dia pernah ngobrol-ngobrol santai sama cewek, terus ceweknya bilang, “Sro... elo kok jadi cowok cerewet banget sih?!”, Nasro sempat mengelak pada sang cewek, merasa dirinya tidak cerewet. Tentu saja kisah pembelaannya itu juga membutuhkan waktu yang panjang.
Gue enggak merespon apa-apa saat Nasro cerita tentang itu, selain karena ceritanya enggak menarik, gue males kalau dari respon sederhana gue, Nasro bakalan melanjutkan cerita yang enggak menariknya itu sampai dua jam ke depan.
Tapi setelah gue pikir-pikir, dari cerita yang gue denger tentang cewek yang ngatain Nasro itu cerewet, mungkin itu adalah sebuah kalimat sederhana yang mewakili perasaan para cewek lainnya dan mungkin juga perasaan gue serta temen-temen cowok lainnya. Nasro, cowok berisik, cowok yang enggak menarik sama sekali. Apa jadinya kalau cowok lebih berisik daripada cewek? Cewek biasanya suka sama cowok tipe pendengar yang baik. Untuk hal ini, Nasro benar-benar gagal.
Beberapa hari kemudian, saat kemarin gue ngadain acara meet & greet atau bisa juga dibilang talkshow di Pemalang barengan sama acara pameran buku. Malam itu, selesai acara gue ngobrol sama temen-temen sekolah gue. Saat gue menyinggung masalah Nasro, ternyata temen gue juga ikut mengalami hal yang sama. Dicurhatin hal yang itu-itu mulu, tanpa diberi kesempatan untuk berbagi cerita.
Gue cuma bisa berdo’a semoga suatu saat nanti, akan ada cewek yang selalu khusyu’ menyimak cerita-cerita Nasro, yang bisa benar-benar ikhlas lahir batin dan setia menemani untuk mendengar celotehan Nasro yang selalu sama, yang selalu mendominasi pembicaraan. Amin.
56 Komentar
sepertinya mengenaskan sekali....tapi jangan jangan dia pengen jaga kehormatannya sebagai seorang lelaki yang tidak pernah tersentuh perempuan sampai nikah nanti..mungkin aja :P
BalasHapussoal cerewet..mungkin juga sih....dalam buku femail braind dikatakan.....
"perempuan butuh pendengar yang baik ketika ia bicara"
dan...tepat...
kayaknya persepsi bang edotz ngena beudz,,,,
enggak, dia juga pengen banget ngerasain pacaran tapi emang belum ada cewek yang mau aja. iya, udah ada bukunya gue nurut.
Hapusokesip
nah itulah masalahnya..semoga masalahnya cepat terentas....sebelum ia benar-benar tersiksa bathin stadium akhir
Hapuskalo udah sampe stadium akhir tinggal minta dosen pembimbing terus kerjain skripsi ya..
Hapushalah
haha. super bosen ya mas ngringoknane. jangan2 emang dia gak punya cerita lain lagi selain itu.
BalasHapusiye emang, kehidupane sepertinya monoton.. enggak ada drama-dramanya sama sekali.
HapusHahaha biasanya itu sindrom mahasiswa tingkat akhir. Ngga ada kegiatan. Hambar. Jadi ya yang bisa diobrolin gitu-gitu doang. Tapi kalo masalah cerewetnya sih, aku sih no.. (Faaaak. Ini kenapa gue jadi kayak Anang gini).
BalasHapusiya kalo udah jadi mahasiswa tingkat akhir emang hidup mendadak monoton.
Hapusitu cerewetnya udah dari sejak hayat masih di kandung badan. payah...
Nasro-nasro.
BalasHapusBerarti lo termasuk orang bergolongan gak enak hati, dot. Sampai 3 kali ketemu cuma dia yang mendominasi pembicaraan, terus ceritanya itu-itu aja. Harusnya lo jadi cowok harus tegas, tanyain aja kursi sama meja yang jadi saksi lo, pasti dia juga bilang gitu.
Untungnya bukan cuma lo yang jadi korban Nasro, tapi temen lo juga ada. Berarti bener, lo bukan target incaran Nasro.
Mungkin Nasronya beban banget masalah itu, jadi sampai cerita ke lo, sampai 3 kali lagi. Itu juga mungkin yg jadi dia gak punya cewek.
iya bay.. saking gak enakannya, temen mulutnya belepotan eek aja gue enggak ena mau ngasih tau..
Hapusiya, berarti masih ada kemugkinan homo masih tertarik liat gue
dia bukan beban bay, dia hobi -_-
Ternyata lo bukannya gak enak hati, tapi emang gak tegas aja, sebagai seorang cowok lo itu biasa aja. Haha
HapusYah.. hobi, untung hobinya cuma kayak gitu, gak hobinya ngebelaimp mesra dagu lo, dot.
mungkin gue gak bakat jadi cowok, apa gue coba jadi cewek aja ya?
Hapuskalo belai2 dagu bukankah itu biasa kita lakukan berdua buat nikmatin senja Bay?
jadi kalian di belakang aku kayak gini, OK... fine!!!
Hapusaku mau minta putus sekarang juga.
itu typo bukan dotz?? "berakhlak mulai", mulia kan?hehe.
BalasHapuskasian sama Nasro, masa sampai sekarang jomblo terus sih.
tapi bete juga kali ya ceweknya, udah cerewet, ceritanya itu-itu mulu lagi. :D
beruntung kuping lo gak bernanah dengerin kisah yang sama tiap kali si nasro datang..
eh tapi ngomong-ngomong, dulu gue juga punya bos yang hobinya cerita berulang-ulang, bayangin deh, tiap hari gue gak konsen kerja karna tuh bos ngajakin ngobrol mulu, ceritanya itu-itu aja. ck.
sepertinya tipe cewek Nasro ini adalah cewek yang suka mendengar kali ya.
pendengar radio misalnya. pokoknya yang punya kesabaran ekstra juga nih kayanya..
haha.. nasro..nasro..
haha, thanks koreksinya Rit..
Hapusini postingan agak cepet..
walaupun udah baca brkali2 tetep ada typo juga hehe
hahaha... yang ceritanya diulang mulu bikin emosi ye, bosen banget ngedengernya..
oke, pendengar radio... solusi tepat , mungkin ntar gue cariin jodoh buat Nasro dari kalangan pendengar radio.
kalian? maksudnya?
BalasHapuselo gak paham apa yang gue omongin ya?
bebas deh...
Mungkin aku kepo, tapi aku udah menemukan beberapa komentar dari "pemilik akun di atas" yang komen ngasal, hahahaa kemarin di blognya Zhie dan Topik, sekarang di blogmu Dotz hahahaaa, syelamat syelamat ya Dotz hahaha :p
Hapusada typo Dotz, paragraf ke 2 alinea ke-2 "dibilag -- harusnya dibilang", paragraf 7 alinea ke-6 "kebangan -- harusnya kebanggaan"
Btw kok aku malah ngakak ya baca cerita dari Nasro, ngakak karena kasihan sama kamu Dotz, kasihan banget harus mendengar cerita yg sama dengan topik yg sama pula, dasar emang masuk kategori cerewet tuh Nasro, pantes aja masih jomblo, hehehe
sabar ya Dotz, aku doain suatu hari kamu bisa bilang BRO ke dia dan kau jelaskan isi hatimu, okey
hihiihiii
haha iya Mei, banyak yang ngeluh juga ke gue sama dia yang komennya suka gak mutu, gak nyambung, gak penting hahaha
Hapusawalnya gue kira, emang konten blog gue yang enggak menarik, ternyata di blog yang lain juga gitu komennya pelit..
ya mau gimana lagi, orangnya gitu~ cuekin aja kali ya.
aaaak... thengs banget Mei udah dikoreksi, padahal udah baca berulang2 tetep aja kelewatan.. pokoknya thangs banget deh, komennya berbobot banget gak kayak yang di atas hahaha
Gara2 ini banyak temen yang gak suka sama Nasro loh... mungkin karena dia kurang dapet kesempatan ngomong jadi setiap ketemu temen mikirnya belum pernah ngomong.. doain gue Mei moga bisa ngomong Bro suatu saat nanti...
Hahahahhaa iyaaa aku cuekin, halah
Hapusiya kadang aku juga typo Dotz, padahal udah dibaca berulang-ulang eh ujungnya masih ada yg salah juga hadeww
Nah, tu kan kasian sendiri si Nasro, dia gak sadar bahkan kelakuannya yg super bawel membuat teman2nya risih dan menjauhi dia, kasian sekali :(
Iya Dotz, suatu saat kamu harus tega berkata padanya, gini aku ajari
"BRO-BRO, PLIIS DEH BRO, KALAU NGOMONG JANGAN DIULANG-ULANG, BOSEN DENGERINNYA"
eh tapi kok ga sampe hati ya kalo ngmg gitu ke Nasro hahaha
yang gitu2 sih gak usah diurusin ya. gak penting juga diladenin haha
Hapustidak ada teman yang sampai hati buat mengingatkan.
hahaha emang gitu , niatnya udah yakin pengen ngomong akhirnya gak tega juga , ini persoalan serius -_-
hhahahahaa oke sipp, mending ngurus suami aja lebih enak, loh :p
Hapusmakanya gak ada yg sampai hati ngmg ke dia ya akhirnya dia sendiri yg ga punya temen, karena temen2nya risih
oh Nasro riwayatmu kini , perlu dilaporin ke komnas ham aja biar mereka yg negur, ini serius hahahahaa
kamu cewek yang tegas...
BalasHapusgue kalo mau gitu takutnya dia bunuh diri.
Dih... kok sama kayak gue ya... -_-
BalasHapusTapi, bgmn pun Nasro butuh pendengar yg setia, seperti Om Edotz
Dengan bercerita begitu Nasro merasa lega haha... :D
iya Nasronya lega, abis itu guenya yang frustasi...
Hapusbesoknya ketemu Nasro lagi, gue diceritain lagi. seolah2 gue cuma cowok yang jadi tempat pelampiasan semata.
Lah... marah haha... XD
HapusKalau dia datang lagi ajak main keluar saja Bang Edotz muter-muter.
Biar elu yg mendominasi berceritanya. Jadia nggap saja Nasro itu anak elu yg butuh bimbingan hehe...
siapa yang marah ---___---
Hapustrik ini udah pernah dipakai, dan kamu tahu hasilnya? sepanjang perjalanan gue kayak dengerin radio, nasro tetep aja cerita mulu.
iye gue juga awalnya ngira si nasro itu homo bang, tapi yah mungkin emang bener sih karena dia cerewet, jdi cewek2 pd gak suka. Cerewet itu emng bikin bete bang -,-
BalasHapusiya.. mungkin memang kodratnya seperti itu.
Hapus(Oga Prayoga pake akun orang)
BalasHapusYa ampun, bang. Itu sumpah ngeselin banget si Nasro. Masak cerita gk berhenti2, terus diulang-ulang. Emangnya Indonesia Idol yang ada tayangan ulangnya setiap minggu.
Harusnya, lo jangan diem aja bang. Coba tempelin telunjuk lo di bibirnya dengan prlahan, lalu tatap matanya dan bilang, "Bero, cukup ceritanya!" gitu.
Yah semoga nasro bisa tersadar dengan sifat nyebelinnya itu.
lo pake akunnya soeharto ya?
Hapusentahlah, semuanya masih menjadi misteri yang belum terungkap.
anjiiir.. iya juga gue belum pake cara itu, mungkin nanti gue coba deh.. sip
ternyata ada ya orang yang kayak begitu?
BalasHapustermasuk jenis apakah dia?
*ngawur~
ehem, menurut vey kayaknya emang dia itu bermasalah deh Bang~
dan penyebabnya juga Abang :P
yang diam saja mendengar semua curhatan gak pentingnya. Mungkin penting buat dia, tapi enggak buat kita. Ufh... bukan maksud vey untuk ngejelekin si Nasro itu.. Cuma kayaknya orang-orang yang sadar dengan keanehan dia harus ngebantu deh bang. Minimal kasih tahu lah "bahwa cerita itu udah diulang" terus-terus suruh dia ngeblog aja bang~ biar curhatannya dibaca banyak orang. Sekali aja kan nulisnya.. dan abang pun terbebas dari curhat ulangannya dia. sekaligus nularin virus blog. :D
jenis serangga menyusui mungkin?
Hapusgue emang bukan cowok tegas dan itu juga masalah, seandainya gue bisa tegas seperti Prabowo subianto :(
yang katanya Macan Asia ...
Broo.. ini kunjungan pertama, dan pertama kali yg gw lakukan adalah ketawa. Vector lu yg di header itu unyu bgt xD Terus lanjut kebawah, eh ada hewan kecil biadab yg udah berhasil nge troll gw -_- Dan gw juga setuju sama lu bro, illfeel banget sama orang ya suka retalk, ngomongin hal yang sama setiap hari. Gw juga temen kaya gitu dari jaman SD, sebut saja otong
BalasHapusokeh thengs yeee..
Hapusjangan nyesel dateng kesini yee~
kasian otong, dia sejenis mamalia juga?
Hahaha penggambaran ceritanya jelas banget dotz. Nasro mungkin kalo jadi khotbah jum'at an mungkin baru selesai habis maghtib juga ya.. untung aja peristiwa seperti itu belum pernah kualami sebelumnya.
BalasHapus*Edotz is backkkk. jujur aja, tulisan ini berasa kayakk tulisan waktu dulu kamu masih ngekost. lucunya dapet banget. bukan berarti post sebelum sebelum ini nggak lucu sih. tapi yang ini lebih lucu aja hehehe
eh itu maksudnya jadi khotib yak :|
Hapustrus, itu maghrib bukan maghtib. maafkan anak yang besok masih UN ini hahaha
Wah.. thengs Kuh~
Hapusmungkin kalo dia yang khotbah sholat jumat, kkhotbahnya bakal sama muluuuuu sama minggu2 sebelumnya~
haha edotz is back, ada2 aja..
tapi emang gue juga ngerasa sih.. akhir2 ini jarang nyeritain pengalaman absurd bareng temen setelah lulus kuliah, kebanyakan observasi sama kegiatan2 biasa gue.
Kuat banget tuh imannya Nasro. Tapi, wayahe kena skripsi akhirnya klepek-klepek juga tuh.. hehehe *namanya juga manusia, pernah merasa tak bisa. Nasro kan juga manusia, bukan malaikat.
BalasHapusSebenarnya, mas edots itu keren. Bila ada orang yang curcol kepadamu itu berarti kamu dipercayai olehnya. Kamu mendapatkan kepercayaan dari temanmu, mas... bersabarlah yang akan membantumu memberikan solusi baginya.. “jangan suruh dia pacaran ya mas...” kasian, kasian pacarnya ngga betah dengarkannya.. hehehe
Nasro bukan malaikat bukan pula ibu peri...
Hapusenggak gitu juga, itu cuma karena emang cuma ada gue aja, kalo gak ada gue juga dia bakalan curhat masalah yang sama ke orang lain.
serahkan saja nasro sama pacarnya kelak.
Kasihan, Nasro.... Digosipin ama temannya sendiri.
BalasHapusPadahal kemungkinan besar, dari intensitas kedatangan Nasro kerumah elu bang. Sudah terlihat menunjukkann ketertarikan Nasro sama elu cukup besar lho, bang. Masalahnya bisa jadi, sih, karena bentuk tidak kepekaan elu terhadap Nasro selama ini. Sebagai cowok yang budiman, gue kecewa sama elu bang. Tidak menghargai perjuangan Nasro banget. Hiiiiiii.
Musuhin, ah!
Nasro juga gosipin orang lain, gosipinnya itu2 mulu lagi.. -_-
Hapushufh.. gue enggak bisa terusan asma Nasro, kami enggak cocok... gimana kalo sebagai cowok yang budiman elo yang sama Nasro, gue bayarin biaya pernikahannya deh..
ih semoga Nasro nggak baca, khan Nasro kasian kakakkk..tapi kayak gitu mungkin karena faktor kesepian dan juga nggak punya temannn bisa jadi dia juga nggak tau bagaimana harus bersikap atau bersosialisasi kali ya Dotz...aku juga ada temen yang maunya ngomongin dirinya terus dan kalo ketemu juga serasa dejavu,tpi dia (cewek) emang karena dia kurang perhatian, susah cara tau bersosialisasi dan bahkan dia mantan terkena NII...tau khan yang dicuci otak itu. jadinya ya aku ikhlas aja dengerin omongannya mau seribu kali juga nggak apa apa. itung itung ngamal, Dotz...
BalasHapussemoga Nasro segera tersadarkan, juga temen gue. aamiin...
ini type komentar apa kira kira Dotz? hahaha
haha.. Nasro enggak bakal sadar sama tulisan ini, tenang aja..
Hapusbener, faktor kesepian.. yaudah temen cewek lo itu kasih perhatian aja Mey, biar dia bisa berubah... tapi gile, tabah banget lu jadi cewek -_-
amiiin..
ini tipe nanggepin sambil curhat tapi jauh lebih keren daripada komen 140 karakter.
ahhaha GUE PERNAH GITU DOT! SAMA KAYAK NASRO :v... KENAPA GUE LAKUIN? karena yang gue ceritain itu adalah masalah yg menyangkut lahir batin.. maksudnya karena hal2 itu gue dibuat risih gelisah sepanjang hari DAN BELOM PERNAH DAPET SOLUSI :v
BalasHapusLu kalo ketemu nasro lagi.. suruh tenangin dia terusss lu kasih solusi buat dia .. dia cerita kek gitu MUNNGKIN DIA GAK dapet solusi buat masalahnya itu :v makanya dia cerita yang itu2 aja CMIIW
dan elo gak sadar apa yang elo lakuin itu nyiksa kuping temen lo sendiri, itu sakti men.. ribet men..
Hapusgimana mau ngasih solusi kalo gue gak dikasih kesempatan ngomong! hufh..
dia itu cuma pengen berbagi cerita aja, dan sayangnya cerita yang dia punya cuma itu-itu aja..
BalasHapusatau mungkin juga ada banyak cerita lain tetapi dia lebih bangga dengan cerita skripsinya. kek semacem "tolong ngertiin perasaan gue saat ini"
kalau kamu tega Bro, lain kali pas dia mau main lagi pura-pura mati aja.
sebagai lelaki bukankah itu kurang menggairahkan?
Hapustapi gue lelah untuk senantiasa ngertiin perasaan dia..
oke, nanti gue coba. Tjakep!
Oh... I see. Kenapa sampe sekarang Nasro belum dapet pacar. Mungkin karena dia cerewet, egois dan nggak bisa menjadi pendengar yang baik. Sementara kan, biasanya, cewek yang punya kriteria di atas. Meskipun ya berbagi juga sih, nggak mendominasi.
BalasHapusAwalnya bingung, dikira setelah kuliah, Nasro bakalan cerita tentang cewek. Eh taunya itu-itu lagi. Emang pasti bosen sih. Gimana enggak, udah tiga kali ketemu dan ceritanya itu-itu mulu. Mana panjang-panjang ya bang. Kasian Nasro.
Harusnya bang, kamu condongin badan ke depan dia dan peluk dia penuh kehangatan. Biar Nasro diem dan akhirnya kalian jadi tangis-tangisan.
TAMAT.
ya begitulah nasro...
Hapusbikin lelahnya ke ujung jaman.
itulah Nasro, hidupnya gitu-gitu aja emang -_-
mungkin wi, sekali lagi nasro begitu gue peluk pastinya.
Sabar banget lu bang jadi orang,kalo itu temen gw udah gw sumpel tuh pake kolor gw yg belum dicuci -_-
BalasHapusTp emang bener sih,ada juga orang yang kaya gitu. banyak malah...
Moga temen2 gw gak sperti dia :D
gue selalu penyabar dalam setiap suasana. iya.. moga elo juga gak kayak dia.
HapusBelum pernah dapet temen cowok yang cerewet sih, tapi kayaknya unik juga haha :D
BalasHapusmungkin nanti langsung dapetnya cowok yang kayak gitu, enggak sekedar temen lagi.
HapusDuhhh maaf bang Dotz... cerita tentang teman
BalasHapusBang yang namanya si Nasro ini udah lama sy baca tp baru sempat ninggalin jejak *upst.. sorry .. sorry baru sempet koment... emang rada nyebelin juga sih punya temen yang suka tjurhat hal yang sama mulu..itu melulu topiknya diulang berkali-kali #hadeuhh. bikin panas kuping... (pernah ngerasaain digituin jd tahu gmana nyebelinnya.. pantes aja jomblo... jadi ngebayangin gimana klu si nasro punya cewek... bisa2 dia cerita hal yang
Sama sampai kuping ceweknya mendidih #eh....
iya gakpapa.. santai aja~
Hapusterus gimana Zhie? lo mau jadi ceweknya Nasro? insya allah berkah deh~
jempol buat nasro, hidupnya gak neko2
BalasHapus